TAMBANG
Pemerintah Optimis Clean and
Clear IUP akan Selesai Akhir Tahun
Pemerintah sangat optimis masalah tumpang tindih dalam izin usaha
pertambangan (IUP) akan selesai akhir tahun 2012 ini. Pada bulan September
hingga November nanti, Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus mengadakan
pertemuan dengan seluruh jajaran pemerintah daerah.
Menurut Direktur Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Dede I Suhendar,
selama ini pihaknya telah menggelar dua pertemuan, yakni dengan pemerintah
daerah (pemda) se Kalimantan dan pemda se Sulawesi.
“Kasus-kasus tumpang tindih IUP yang tidak bisa kami selesaikan dalam
pertemuan tersebut, kami serahkan kepada pemda terkait untuk diselesaikan dalam
waktu satu bulan,” tuturnya.
Dede mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Pemda se Kalimantan, Kementerian
ESDM membeberkan 1.599 kasus permasalahan administrasi, sedangkan untuk kasus
tumpang tindih ditemukan 1.461 kasus. Sementara, di Sulawesi, ditemukan 480 IUP
dengan lahan yang tumpang tindih. (Kontan-14)
Agis Bangun Smelter Baja
300.000 Ton per Tahun
PT Agis Resources berencana akan membangun pabrik pengolahan (smelter) baja di daerah Semarang, Jawa
Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun. PT Agis Resources merupakan anak
usaha dari PT Agis Tbk (TMPI).
Menurut Sekretaris Perusahaan Agis, MN Syahriel, perseroan telah meneken kesepakatan kerja
sama dengan pemilik lahan seluas 10 hektare (ha) di Semarang.
“Selanjutnya, perseroan dan pemilik lahan akan mendirikan perusahaan
patungan (joint venture/JV) dan
sisanya dimiliki pemilik lahan,” katanya.
Syahriel menjelaskan, namun perseroan enggan menyebutkan nilai investasi
dari pembangunan smelter tersebut. Saat ini perseroan sedang melakukan legal due diligence mengenai status
lahan dan perizinan. Diharapkan smelter baja
ini dapat beroperasi pada tahun 2014.
(ID-13)
Ekspor Bijih Mineral
Anjlok
Dengan diberlakukannya pengetatan tata niaga dan peningkatan nilai tambah
mineral sejak bulan Mei yang lalu, memberikan efek kepada lonjakan ekspor bijih
nikel dan bijih aluminium berhasil diredam.
Keberhasilan itu ditandai oleh anjloknya ekspor sejumlah komoditas
tersbeut. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, ekspor keempat jenis
bijih mineral tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan periode
Januari-Mei sebelum aturan pengetatan tata niaga ekspor bijih ditetapkan.
Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining
Association/IMA), Tony Wenas, dengan terbitnya aturan terkait kewajiban
pengolahan di dalam negeri dan pengetatan tata niaga ekspor cukup efektif
meredam ekspor bijih mineral, terutama nikel.
Tony menjelaskan, tata niaga ini sangat berdampak pada ekspor bijih nikel
yang merupakan komoditas mineral utama yang diekspor Indonesia. Padahal, jika
bijih nikel diolah di dalam negeri, nilai tambah yang diperoleh bisa
berpuluh-puluh kali lipat. (BI-1)
Harga Tembaga Tertekan oleh
Perekonomian China
Hingga saat ini harga tembaga kembali tertekan, itu akibat efek dari
melemahnya perekonomian di China yang membuat permintaan akan tembaga menurun.
Karena China merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia.
Pada kontrak pengiriman tembaga untuk pengiriam tiga bulan mendatang di
Bursa LME mengalami pelemahan sekitar 0,06% atau senilai US$ 8.295 per ton,
bila dibandingkan hari sebelumnya.
Data service industry China
mencapai titik terendahnya selama 18 bulan terakhir, di September 2012.
Sementara kontraksi sektor manufaktur di China telah memasuki bulan kedua. Itu
kejadian pertama sejak 2009. “China akan menjadi negara yang akan mengalami
perlambatan ekonomi yang plaing signifikan,” seperti yang ditulis pada laporan
World Bank.
Menurut Analis Senior Harvest International Futures, Ibrahim, harga tembaga
di pekan lalu yang sempat menguat, itu masih terimbas aksi stimulus sejumlah
bank sentral dunia untuk menggairahkan ekonomi negara. (Kontan-7)
MIGAS
Pemerintah akan Kurangi Ekspor
Gas
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri domestik, rencananya
pemerintah akan mengurangi alokasi ekspor gas ke luar negeri.
Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, pihaknya akan mengurangi ekspor gas, hal
tersebut terutama akan diberlakukan untuk negara tujuan ekspor gas yang tidak
menambah investasi di Indonesia.
“Kebutuhan gas dunia makin naik, sementara produksi dan eksplorasi gas
tidak bisa mengikuti kenaikan itu dengan cepat. Dulu kita tidak terlalu butuh
gas, selalu berpatokan pada minyak. Saat ini minyak makin langka dan mahal,
sementara eksplorasi gas bekum banyak dilakukan,” tuturnya.
Jero mengungkapkan, atas dasar itu, pemerintah mengurangi pori ekspor gas
dan memprioritaskan kebutuhan domestik. Dengan alokasi gas untuk ekspor 60
persen dan domestik 40 persen dari hasil produksi gas nasional, saat ini hal
itu tidak dapat mencukupi kebutuhan domestik.
(Kompas-19)
Kapal Pengangkut BBM Terbakar
di Kupang
Kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) terbakar di Pelabuhan Rakyat
Namosaen, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/10). Kapal tersebut
mengangkut sebanyak 256 drum solar, bensin dan minyak tanah.
Diduga terbakarnya kapal pengangkut BBM tersebut berawal dari percikan api
pada mesin yang sedang dipanaskan. Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 1,5
miliar.
Menurut Nakhoda KM Selat Sunda, Madji Madi, kapal pengangkut BBM tersebut
rencananya akan mengirimkan BBM ke Sabu
Raijua. (Kompas-15)
Mobil Cepu akan Mengebor 16
Sumur Baru di Bojonegoro
Saat ini operator Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL), akan mengebor
sekitar 16 sumur baru di Well Pad B Lapangan Banyuurip yang terletak di Desa
Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. MCL akan
menginvestasikan sebesar US$ 7 juta hingga US$ 8 juta per sumurnya.
Menurut Field Public & Government Affairs Manager MCL, Rexy
Mawardijaya, pengeboran ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk
mencapai produksi penuh sebesar 165.000 barel minayk per hari (bph).
“Tahapannya sekarang masih koordinasi dengan pemerintah kabupaten,
kecamatan, dan desa. Setiap kita mau melakukan pengeboran, kita selalu
sosialisasi,” katanya.
Rexi menegaskan, ke 16 sumur baru tersebut adalah merupakan bagian dari 49
sumur yang rencananya akan dibor MCL untuk mencapai tingkat produksi penuh di
lapangan Banyuurip. (Kontan-14)
ExxonMobil Berencana Bersihkan
Sumber Getar di Blok Gunting
Dengan terhentinya aktivitas kegiatan eksplorasi ExxonMobil di Blok
Gunting, Jombang, Jawa Timur, maka saat ini perusahaan berencana membersihkan
sumber getar (bahan peledak) yang masih tertanam di beberapa titik di blok
Gunting tersebut.
Menurut Public and Government Affairs ExxonMobil, Jeffrey Haribowo,
pembersihan sumber getar tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan
bagi warga setempat.
“Selama proses diskusi kami ingin lokasi di sana aman. Saat ini tim kami
sedang menuju ke sana untuk membersihkan sumber getar itu,” tegasnya. (Kontan-14)
Pelumas Pertamina Rambah ke
Pasar Jepang
Akhirnya PT Pertamina Lubricant, anak usaha dari PT Pertamina (Persero)
terus memperluas pasar pelumasnya. Rencananya pada bulan Oktober ini, pelumas
Pertamina akan dieskpor perdana ke Jepang.
Menurut Vice President PT Pertamina, Ali Mundakir, untuk menjual pelumas ke
Jepang, Pertamina Lubricant telah berhasil menggandeng perusahaan distributor
pelumas di Negeri Sakura, Inoa Shouji, sebagai exclusive country distributor.
“Melalui Inoa Shouji, produk pelumas Pertamia akan dipasarkan melalui 10
supermarket,’ ujarnya.
Ali menjelaskan, Pertamina optimistis, produk pelumas buatannya mampu
menerobos pasar di Jepang. Sebab, saat ini, pelumas Pertamina itu telah
memegang sertifikat dari Japanese Automotive Standards Organization (JACO),
American Petroleum Institute (API), dan ACEA (European Automobile Manufacture). (Kontan-14)
Produksi Pertamina EP Tidak
Mencapai Target
Target produksi tahun ini yang sebesar 132 ribu barel per hari (bph),
sepertinya tidak akan tercapai oleh Pertamina EP. Dikarenakan terhentinya
produksi minyak di Lapangan Jatibarang, Cirebon, Jawa Barat.
Menurut Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto, produksi terganggu
akibat aksi unjuk rasa massa di Lapangan Jatibarang, Cirebon. Aksi yang berlangsung
anarkis tersebut menyebabkan dihentikannya kegiatan produksi Pertamina dari
Rabu (3/10) hingga Senin (8/10).
“Produksi berhenti karena kita mematikan kompresor gas sejak mulainya demo
buruh pada Rabu (3/10) lalu,’ tuturnya.
Agus mengungkapkan, target produksi tahun ini diperkirakan tidak akan
tercapai, paling hanya di bawah 131 ribu bph. Meski demikian, angka tersebut
masih lebih tinggi daripada realisasi produksi tahun lalu yang hanya mencapai
123 ribu bph dari target 132 ribu bph.
(ID-9)
Anggota DPR: SPBU Asing
Diwajibkan Bangun Kilang di Indonesia
Bagi perusahaan asing yang ingin masuk di dalam bisnis penjualan bahan
bakar minyak (BBM) ritel di Indonesia harus diwajibkan membangun kilang di
Indonesia. Hal itu nantinya akan terdapat di dalam revisi Undang-undang Migas
yang baru.
Menurut Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar, Dito Ganinduto, rencana
itu diusung agar ada keadilan antara perusahaan asing yang mau masuk ke
Indonesia dan BUMN (Pertamina) yang telah memiliki infrastruktur.
“Kilangnya harus dibangun di Indonesia,’ ujarnya.
Meskipun rencana tersebut baru usulan, Ganinduto menegaskan bahwa
kemungkinan fraksi lain akan setuju lantaran hal itu merupakan wujud dari
nasionalisme dan untuk kepentingan nasional.
(BI-9)
Menteri ESDM: Negara Konsumen
Gas Harus Investasi di Indonesia
Pada akhirnya pemerintah akan memulai pengurangan pasokan LNG ke sejumlah
negara importir gas Indonesia, bila negara-negara tersebut tidak mau melakukan
investasi di negara ini.
Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, Indonesia sebagai produsen gas dunia kini
mulai membutuhkan bahan bakar itu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
“Saya akan berbicara ke sejumlah perwakilan negara konsumen gas Indonesia,
pengusaha dari Asia Pasifik untuk melakukan eksplorasi di Indonesia. Bila
mereka tidak melakukan investasi, mereka dilarang untuk membawa gas yang telah
dieksplorasinya,” tuturnya. (BI-9)
ENERGI
PLN Beli Listrik PLTMH 300 MW
Guna melistriki daerah terpencil di Indonesia bagian barat, PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) akan membeli listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) yang sebesar 300 megawatt (MW). Rencananya seluruh
kebutuhan tersbeut akan dipasok dari pembangkit yang dibangun oleh investor.
Menurut Direktur Operasi PLN Indonesia Barat, Harry Jaya Pahlawan, telah
banyak investor yang berminat untuk membangun PLTMH di wilayahnya.
“Total kapasitas rencana pembangunan PLTMH yang masuk sebesar 300 megawatt
(MW),” ujarnya.
Harry berharap, seluruh listrik dari PLTMH ini bisa diserap seluruhnya oleh
masyarakat sekitar pembangkit. Dengan demikian, rasio elektrifikasi bisa
ditingkatkan dan mendorong kesejahteraan masyarakat. (ID-9)
Sumbar di Canangkan Sebagai
Provinsi Energi Hijau
Berhasilnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memanfaatkan sumber
energi terbarukan, untuk itu Sumbar telah dicanangkan sebagai Provinsi Energi
Hijau.
Menurut Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, untuk mewujudkannya pemprov akan
mengoptimalkansumber energi terbarukan yang ada di daerah tersebut berupa panas
bumi, air, tenaga surya dan tenaga angin.
“Salah satu andalan energi hijau adalah panas bumi karena terdapat di 16
titik yang tersebar di daerah ini dengan total potensi energi yang dihasilkan
mencapai 1.600 megawatt,” katanya.
Irwan mengungkapkan, energi panas bumi sangat potensial dan selama ini elum
dikelola secara maksimal. Di samping itu, panas bumi cenderung ramah lingkungan
dan menguntungkan. (ID-9)
Indonesia Targetkan Peroleh
Investasi Kelistrikan
Akhirnya Indonesia menjadi tuan rumah dalam acara Conference of Electric Power Supply Industry (CEPSI) yang ke-19.
Diharapkan dalam ini bisa mendtangkan investasi baru di bidang kelistrikan.
Menurut Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Harry Jaya
Pahlawan, konferensi dan pameran tersebut merupakan ajang bertukar informasi
teknologi bersih pada pembangkit. Rencananya dalam konferensi ini akan dibahas
masalah insentif untuk energi bersih, teknologi bersih yang tersedia, peluang
investasi dan pengalaman dalam pengelolaan energi bersih.
“Kemungkinan akan ada investari. Pasalnya, pada hari pertama ada jadwal
pertemuan antara Menteri ESDM dengan investor-investor besar,” ujarnya. (ID-9)
Sumsel Kembangkan Gas
Batubara
Akhirnya Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) akan mengembangkan
sumber energi baru, gas batubara, dengan mengizinkan sebuah perusahaan swasta
untuk melakukan studi kelayakan.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BP Migas Sumsel, Setia Budi, saat ini ada
satu perusahaan yang ingin berinvestasi untuk mengembangkan CBM.
“Sementara ini terdapat satu perusahaan swasta yang tertarik mengembangkan
penambangan gas batubara (Coal Bed Methane/CBM) di Sumsel dan sedang melakukan
studi kelayakan,” ujarnya.
Setia Budi mengungkapkan, Sumsel memiliki potensi yang luar biasa di bidang
tambang batu bara, namun untuk produk berupa gas masih rendah dibandingkan yang
memanfaatkan kandungan mineral. (ID-9)
Sumbar Terus Kembangkan Energi
Panas Bumi
Energi panas bumi saat ini sedang menjadi konsen bagi Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat (Sumbar). Karena hingga saat ini pemprov Sumbar terus
mengembangkan energi panas bumi atau geothermal di wilayahnya.
Menurut Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, proyek ini akan dimulai
oleh Supreme Energy yang sedang menggarap lapangan geothermal Muaralabuh di Kabupaten
Solok Selatan dengan potensi energi listrik hingga mencapai 440 megawatt (MW).
“Lapangan ini bakal menghasilkan listrik pada awal 2015,” tuturnya. (KT-B4)