Wednesday, October 10, 2012

Info Kilas ESDM, 9 Oktober 2012


TAMBANG

Pemerintah Optimis Clean and Clear IUP akan Selesai Akhir Tahun

Pemerintah sangat optimis masalah tumpang tindih dalam izin usaha pertambangan (IUP) akan selesai akhir tahun 2012 ini. Pada bulan September hingga November nanti, Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus mengadakan pertemuan dengan seluruh jajaran pemerintah daerah.

Menurut Direktur Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Dede I Suhendar, selama ini pihaknya telah menggelar dua pertemuan, yakni dengan pemerintah daerah (pemda) se Kalimantan dan pemda se Sulawesi.

“Kasus-kasus tumpang tindih IUP yang tidak bisa kami selesaikan dalam pertemuan tersebut, kami serahkan kepada pemda terkait untuk diselesaikan dalam waktu satu bulan,” tuturnya. 

Dede mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Pemda se Kalimantan, Kementerian ESDM membeberkan 1.599 kasus permasalahan administrasi, sedangkan untuk kasus tumpang tindih ditemukan 1.461 kasus. Sementara, di Sulawesi, ditemukan 480 IUP dengan lahan yang tumpang tindih.   (Kontan-14)

 

Agis Bangun Smelter Baja 300.000 Ton per Tahun

PT Agis Resources berencana akan membangun pabrik pengolahan (smelter) baja di daerah Semarang, Jawa Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun. PT Agis Resources merupakan anak usaha dari PT Agis Tbk (TMPI).

Menurut Sekretaris Perusahaan Agis, MN Syahriel,  perseroan telah meneken kesepakatan kerja sama dengan pemilik lahan seluas 10 hektare (ha) di Semarang.

“Selanjutnya, perseroan dan pemilik lahan akan mendirikan perusahaan patungan (joint venture/JV) dan sisanya dimiliki pemilik lahan,” katanya.

Syahriel menjelaskan, namun perseroan enggan menyebutkan nilai investasi dari pembangunan smelter tersebut. Saat ini perseroan sedang melakukan legal due diligence mengenai status lahan dan perizinan. Diharapkan smelter baja ini dapat beroperasi pada tahun 2014.    (ID-13)

 

 

Ekspor Bijih Mineral Anjlok  

Dengan diberlakukannya pengetatan tata niaga dan peningkatan nilai tambah mineral sejak bulan Mei yang lalu, memberikan efek kepada lonjakan ekspor bijih nikel dan bijih aluminium berhasil diredam.

Keberhasilan itu ditandai oleh anjloknya ekspor sejumlah komoditas tersbeut. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, ekspor keempat jenis bijih mineral tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Januari-Mei sebelum aturan pengetatan tata niaga ekspor bijih ditetapkan.

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining Association/IMA), Tony Wenas, dengan terbitnya aturan terkait kewajiban pengolahan di dalam negeri dan pengetatan tata niaga ekspor cukup efektif meredam ekspor bijih mineral, terutama nikel.

Tony menjelaskan, tata niaga ini sangat berdampak pada ekspor bijih nikel yang merupakan komoditas mineral utama yang diekspor Indonesia. Padahal, jika bijih nikel diolah di dalam negeri, nilai tambah yang diperoleh bisa berpuluh-puluh kali lipat.   (BI-1)

 

Harga Tembaga Tertekan oleh Perekonomian China   

Hingga saat ini harga tembaga kembali tertekan, itu akibat efek dari melemahnya perekonomian di China yang membuat permintaan akan tembaga menurun. Karena China merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia.

Pada kontrak pengiriman tembaga untuk pengiriam tiga bulan mendatang di Bursa LME mengalami pelemahan sekitar 0,06% atau senilai US$ 8.295 per ton, bila dibandingkan hari sebelumnya.

Data service industry China mencapai titik terendahnya selama 18 bulan terakhir, di September 2012. Sementara kontraksi sektor manufaktur di China telah memasuki bulan kedua. Itu kejadian pertama sejak 2009. “China akan menjadi negara yang akan mengalami perlambatan ekonomi yang plaing signifikan,” seperti yang ditulis pada laporan World Bank.

Menurut Analis Senior Harvest International Futures, Ibrahim, harga tembaga di pekan lalu yang sempat menguat, itu masih terimbas aksi stimulus sejumlah bank sentral dunia untuk menggairahkan ekonomi negara.  (Kontan-7)

 

 

 

MIGAS

Pemerintah akan Kurangi Ekspor Gas

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri domestik, rencananya pemerintah akan mengurangi alokasi ekspor gas ke luar negeri.

Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, pihaknya akan mengurangi ekspor gas, hal tersebut terutama akan diberlakukan untuk negara tujuan ekspor gas yang tidak menambah investasi di Indonesia.

“Kebutuhan gas dunia makin naik, sementara produksi dan eksplorasi gas tidak bisa mengikuti kenaikan itu dengan cepat. Dulu kita tidak terlalu butuh gas, selalu berpatokan pada minyak. Saat ini minyak makin langka dan mahal, sementara eksplorasi gas bekum banyak dilakukan,” tuturnya.

Jero mengungkapkan, atas dasar itu, pemerintah mengurangi pori ekspor gas dan memprioritaskan kebutuhan domestik. Dengan alokasi gas untuk ekspor 60 persen dan domestik 40 persen dari hasil produksi gas nasional, saat ini hal itu tidak dapat mencukupi kebutuhan domestik.    (Kompas-19)

 

Kapal Pengangkut BBM Terbakar di Kupang

Kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) terbakar di Pelabuhan Rakyat Namosaen, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/10). Kapal tersebut mengangkut sebanyak 256 drum solar, bensin dan minyak tanah.

Diduga terbakarnya kapal pengangkut BBM tersebut berawal dari percikan api pada mesin yang sedang dipanaskan. Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar.

Menurut Nakhoda KM Selat Sunda, Madji Madi, kapal pengangkut BBM tersebut rencananya akan mengirimkan BBM  ke Sabu Raijua.   (Kompas-15)

 

Mobil Cepu akan Mengebor 16 Sumur Baru di Bojonegoro

Saat ini operator Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL), akan mengebor sekitar 16 sumur baru di Well Pad B Lapangan Banyuurip yang terletak di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. MCL akan menginvestasikan sebesar US$ 7 juta hingga US$ 8 juta per sumurnya.

Menurut Field Public & Government Affairs Manager MCL, Rexy Mawardijaya, pengeboran ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai produksi penuh sebesar 165.000 barel minayk per hari (bph).

“Tahapannya sekarang masih koordinasi dengan pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa. Setiap kita mau melakukan pengeboran, kita selalu sosialisasi,” katanya.

Rexi menegaskan, ke 16 sumur baru tersebut adalah merupakan bagian dari 49 sumur yang rencananya akan dibor MCL untuk mencapai tingkat produksi penuh di lapangan Banyuurip.   (Kontan-14)

 

ExxonMobil Berencana Bersihkan Sumber Getar di Blok Gunting   

Dengan terhentinya aktivitas kegiatan eksplorasi ExxonMobil di Blok Gunting, Jombang, Jawa Timur, maka saat ini perusahaan berencana membersihkan sumber getar (bahan peledak) yang masih tertanam di beberapa titik di blok Gunting tersebut.

Menurut Public and Government Affairs ExxonMobil, Jeffrey Haribowo, pembersihan sumber getar tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bagi warga setempat.

“Selama proses diskusi kami ingin lokasi di sana aman. Saat ini tim kami sedang menuju ke sana untuk membersihkan sumber getar itu,” tegasnya.  (Kontan-14)

 

Pelumas Pertamina Rambah ke Pasar Jepang  

Akhirnya PT Pertamina Lubricant, anak usaha dari PT Pertamina (Persero) terus memperluas pasar pelumasnya. Rencananya pada bulan Oktober ini, pelumas Pertamina akan dieskpor perdana ke Jepang.

Menurut Vice President PT Pertamina, Ali Mundakir, untuk menjual pelumas ke Jepang, Pertamina Lubricant telah berhasil menggandeng perusahaan distributor pelumas di Negeri Sakura, Inoa Shouji, sebagai exclusive country distributor.

“Melalui Inoa Shouji, produk pelumas Pertamia akan dipasarkan melalui 10 supermarket,’ ujarnya.

Ali menjelaskan, Pertamina optimistis, produk pelumas buatannya mampu menerobos pasar di Jepang. Sebab, saat ini, pelumas Pertamina itu telah memegang sertifikat dari Japanese Automotive Standards Organization (JACO), American Petroleum Institute (API), dan ACEA (European Automobile Manufacture).  (Kontan-14)

 

Produksi Pertamina EP Tidak Mencapai Target 

Target produksi tahun ini yang sebesar 132 ribu barel per hari (bph), sepertinya tidak akan tercapai oleh Pertamina EP. Dikarenakan terhentinya produksi minyak di Lapangan Jatibarang, Cirebon, Jawa Barat.

Menurut Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto, produksi terganggu akibat aksi unjuk rasa massa di Lapangan Jatibarang, Cirebon. Aksi yang berlangsung anarkis tersebut menyebabkan dihentikannya kegiatan produksi Pertamina dari Rabu (3/10) hingga Senin (8/10).

“Produksi berhenti karena kita mematikan kompresor gas sejak mulainya demo buruh pada Rabu (3/10) lalu,’ tuturnya.

Agus mengungkapkan, target produksi tahun ini diperkirakan tidak akan tercapai, paling hanya di bawah 131 ribu bph. Meski demikian, angka tersebut masih lebih tinggi daripada realisasi produksi tahun lalu yang hanya mencapai 123 ribu bph dari target 132 ribu bph.  (ID-9)

 

Anggota DPR: SPBU Asing Diwajibkan Bangun Kilang di Indonesia  

Bagi perusahaan asing yang ingin masuk di dalam bisnis penjualan bahan bakar minyak (BBM) ritel di Indonesia harus diwajibkan membangun kilang di Indonesia. Hal itu nantinya akan terdapat di dalam revisi Undang-undang Migas yang baru.

Menurut Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar, Dito Ganinduto, rencana itu diusung agar ada keadilan antara perusahaan asing yang mau masuk ke Indonesia dan BUMN (Pertamina) yang telah memiliki infrastruktur.

“Kilangnya harus dibangun di Indonesia,’ ujarnya.

Meskipun rencana tersebut baru usulan, Ganinduto menegaskan bahwa kemungkinan fraksi lain akan setuju lantaran hal itu merupakan wujud dari nasionalisme dan untuk kepentingan nasional.  (BI-9)

 

Menteri ESDM: Negara Konsumen Gas Harus Investasi di Indonesia  

Pada akhirnya pemerintah akan memulai pengurangan pasokan LNG ke sejumlah negara importir gas Indonesia, bila negara-negara tersebut tidak mau melakukan investasi di negara ini.

Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, Indonesia sebagai produsen gas dunia kini mulai membutuhkan bahan bakar itu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

“Saya akan berbicara ke sejumlah perwakilan negara konsumen gas Indonesia, pengusaha dari Asia Pasifik untuk melakukan eksplorasi di Indonesia. Bila mereka tidak melakukan investasi, mereka dilarang untuk membawa gas yang telah dieksplorasinya,” tuturnya.   (BI-9)

ENERGI

PLN Beli Listrik PLTMH 300 MW

Guna melistriki daerah terpencil di Indonesia bagian barat, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan membeli listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang sebesar 300 megawatt (MW). Rencananya seluruh kebutuhan tersbeut akan dipasok dari pembangkit yang dibangun oleh investor.

Menurut Direktur Operasi PLN Indonesia Barat, Harry Jaya Pahlawan, telah banyak investor yang berminat untuk membangun PLTMH di wilayahnya.

“Total kapasitas rencana pembangunan PLTMH yang masuk sebesar 300 megawatt (MW),” ujarnya.

Harry berharap, seluruh listrik dari PLTMH ini bisa diserap seluruhnya oleh masyarakat sekitar pembangkit. Dengan demikian, rasio elektrifikasi bisa ditingkatkan dan mendorong kesejahteraan masyarakat.  (ID-9)

 

Sumbar di Canangkan Sebagai Provinsi Energi Hijau

Berhasilnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memanfaatkan sumber energi terbarukan, untuk itu Sumbar telah dicanangkan sebagai Provinsi Energi Hijau.

Menurut Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, untuk mewujudkannya pemprov akan mengoptimalkansumber energi terbarukan yang ada di daerah tersebut berupa panas bumi, air, tenaga surya dan tenaga angin.

“Salah satu andalan energi hijau adalah panas bumi karena terdapat di 16 titik yang tersebar di daerah ini dengan total potensi energi yang dihasilkan mencapai 1.600 megawatt,” katanya.

Irwan mengungkapkan, energi panas bumi sangat potensial dan selama ini elum dikelola secara maksimal. Di samping itu, panas bumi cenderung ramah lingkungan dan menguntungkan.   (ID-9)

 

Indonesia Targetkan Peroleh Investasi Kelistrikan  

Akhirnya Indonesia menjadi tuan rumah dalam acara Conference of Electric Power Supply Industry (CEPSI) yang ke-19. Diharapkan dalam ini bisa mendtangkan investasi baru di bidang kelistrikan.

Menurut Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Harry Jaya Pahlawan, konferensi dan pameran tersebut merupakan ajang bertukar informasi teknologi bersih pada pembangkit. Rencananya dalam konferensi ini akan dibahas masalah insentif untuk energi bersih, teknologi bersih yang tersedia, peluang investasi dan pengalaman dalam pengelolaan energi bersih.

“Kemungkinan akan ada investari. Pasalnya, pada hari pertama ada jadwal pertemuan antara Menteri ESDM dengan investor-investor besar,” ujarnya.  (ID-9)

 

Sumsel Kembangkan Gas Batubara  

Akhirnya Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) akan mengembangkan sumber energi baru, gas batubara, dengan mengizinkan sebuah perusahaan swasta untuk melakukan studi kelayakan.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BP Migas Sumsel, Setia Budi, saat ini ada satu perusahaan yang ingin berinvestasi untuk mengembangkan CBM.

“Sementara ini terdapat satu perusahaan swasta yang tertarik mengembangkan penambangan gas batubara (Coal Bed Methane/CBM) di Sumsel dan sedang melakukan studi kelayakan,” ujarnya.

Setia Budi mengungkapkan, Sumsel memiliki potensi yang luar biasa di bidang tambang batu bara, namun untuk produk berupa gas masih rendah dibandingkan yang memanfaatkan kandungan mineral.  (ID-9)

 

Sumbar Terus Kembangkan Energi Panas Bumi

Energi panas bumi saat ini sedang menjadi konsen bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Karena hingga saat ini pemprov Sumbar terus mengembangkan energi panas bumi atau geothermal di wilayahnya.

Menurut Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, proyek ini akan dimulai oleh Supreme Energy yang sedang menggarap lapangan geothermal Muaralabuh di Kabupaten Solok Selatan dengan potensi energi listrik hingga mencapai 440 megawatt (MW).

“Lapangan ini bakal menghasilkan listrik pada awal 2015,” tuturnya.   (KT-B4)