Sunday, October 21, 2012

Info Kilas ESDM, 20 Oktober 2012



TAMBANG
2013, DMO Batu Bara Turun 9,4%
Pada tahun 2013 nanti, Kementerian ESDM mengalokasikan batu bara untuk domestik (domestic markert obligation/DMO) yang sebesar 74,32 juta ton. Angka tersebut turun 9,4% bila dibandingkan jatah pada tahun lalu yang mencapai 82,07 juta ton.
Menurut Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Thamrin Sihite, penurunan jatah batu bara nasional ini disebabkan minimnya penyerapan alokasi tahun ini. utamanya, konsumsi batu bara PT PLN yang lebih rendah dari alokasi karena keterlambatan pengoperasian pembangkit.
“Kemarin kita jatah 24%, tapi tidak terserap. Jadi kita turunkan 20,30%,” ujarnya.
Thamrin menjelaskan, selain rendahnya konsumsi perseroan, angka DMO juga dipengaruhi upaya rekonsiliasi izin usaha pertambangan (IUP) oleh pemerintah. Berkat upaya ini, pemerintah telah memiliki angka produksi batu bara nasional yang lebih rinci dan akurat. Meski jatah domestik turun, pemerintah tetap akan memenuhi seluruh kebutuhan batubara nasional.   (ID-7)

KPC Pemasok Terbesar Batu Bara untuk Domestik
Perusahaan batu bara, PT Kaltim Prima Coal (KPC) kembali menjadi pemasok batu bara terbesar untuk kebutuhan dalam negeri. Rencananya, tahun depan, pemerintah mewajibkan KPC menjual batu bara untuk domestik sebesar 10,76 juta ton.
Nantinya KPC bersama PT Adaro Indonesia, PT Arutmin Indonesia, PT Kideco Jaya Agung, dan PT Berau Coal, pada tahun 2013 nanti akan menjadi pemasok batu bara untuk domestik dalam skala besar.
Keputusan pemerintah tersebut, terdapat pada Kepmen ESDM No.2934 K/30/MEM/2012 yaitu tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batu bara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013 yang ditandatangani oleh Menteri ESDM, Jero Wacik pada 8 Oktober 2012 kemarin.      (BI-8)



PTBA Menunda Proyek Jalur Kereta Adani
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akhirnya memutuskan akan menunda proyek transportasi batu bara yaitu rel kereta apai Adani yang berlokasi Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Direktur Utama PTBA, Milawarma, penundaan proyek rel kereta api yang sepanjang 270 km itu dikarenakan terganjalnya Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.91 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus.
“Adani tidak memegang IUP karena pemegangnya PTBA. Ini yang kemudian bertabrakan dengan Permenhub,” tuturnya.
Milawarma mengungkapkan, dalam beleid itu disebutkan, pembangunan dan pengelolaan kereta api batu bara hanya bisa dijalankan perusahaan yang mengantongi izin usaha pertambangan (IUP).
Di sisi lain, Milawarma menambahkan, PTBA tak menjalankan proyek rel kereta itu secara langsung. PTBA membentuk anak usaha dengan perusahaan asal India, PT Adani Global, dan Pemerintah Provinsi Sumsel.       (Kontan-3)


MIGAS
Sugih Energy Eksplorasi Sumur Selong-1
Perusahaan yang bergerak di sektor migas PT Sugih Energy Tbk pada bulan ini akan mulai melakukan eksplorasi sumur minyak di Blok Lemang yang berlokasi di Jambi.
Menurut Direktur Utama Sugih Energi, Andhika Anindyaguna, sumur eksplorasi pertama yang akan di bor yaitu sumur Selong-1.
“Kami berharap eksplorasi ini memberikan hasil bagi perseroan dan pemegang saham,” ujarnya.
Andhika menjelaskan, Selong-1 adalah sumur eksplorasi pertama yang dibor dalam portofolio aset minyak dan gas perusahaan itu. Perseroan berharap kegiatan eksplorasi tadi dapat memberikan hasil yang baik kepada perusahaan kami dan para pemegang saham.      (BI-8/ID-3)


Rukun Raharja Akuisisi 51% Saham Perusahaan Gas
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) siap mengakuisisi 51% saham PT PDPDE Gas milik PT Dika karya Lintas Nusa. Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 94,29 miliar.
Menurut Corporate Secretary Rukun Raharja, Cindy Budijono, transaksi itu dilakukan untuk memperluas pangsa pasar di daerah Sumatera Selatan. Maka dari itu, Raharja bisa memperkuat bisnis hilir di bidang transportasi dan distribusi niaga gas bumi.
Cindy mengungkapkan, untuk transaksi akuisisi tersebut, perseroan akan menggunakan dana internal dan pinjaman perbankan. Pihaknya berharap ada peningkatan aset, baik dari sisi volume dan nilai penjualan gas bumi sehingga bisa mendorong laba.     (Kontan-4)

Komisaris Pertamina: Penghapusan Aset Perusahaan Hal yang Wajar
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Sugiharto, menyatakan penghapusan aset perusahaan adalah hal yang wajar. Apalagi untuk perusahaan minyak dan gas bumi yang berisik tinggi.
“Risiko eksplorasi adalah nature dari bisnis migas. Jadi, kalau ada write off  atau expence, masuk ke laba-rugi,” katanya.
Sugiharto menjelaskan, ekspansi ke luar negeri dengan akuisisi blok adalah keniscayaan. Dia menambahkan, investasi tersebut adalah satu-satunya cara untuk menambah cadangan energi Indonesia yang kini menipis.    (KT-B4)


ENERGI
PLN Terbitkan Obligasi US$ 1 Miliar
Perusahaan BUMN yang bergerak di sektor kelistrikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menerbitkan obligasi (global bond) sebesar US$ 1 miliar.
Menurut Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, emisi obligasi tersebut merupakan lanjutan dari program surat utang global berjangka menengah (global medium term notes/GMTN) senilai US$ 2 miliar.
“Kami telah menerbitkan obligasi global (tahap II) senilai US$ 1 miliar pada 16 Oktober 2012,” ujarnya.
Nur menjelaskan, dana tersebut akan digunakan untuk investasi di beberapa proyek antara lain pembangkit listrik, jaringan transmisi, gardu listrik, dan jaringan distribusi.   (ID-3)

Voksel Electric Kurangi Ketergantungan Bahan Baku dari Pemasok
Emiten berkode VOKS, PT Voksel Electric rencananya akan mengurangi ketergantungan bahan baku dari pemasok. Dikarenakan hal itu, perseroan merasakan sekali dampak fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas terhadap beban produksi.
Menurut Direktur Utama Voksel, Heru Gondokusumo, pihaknya berniat mengintegrasikan bisnisnya, dari hulu hingga hilir.
“Jadi bahan baku mana yang bisa diproduksi, kami akan produksi karena kami harus menekan cost of good sold (COGS),” ujarnya.
Heru menjelaskan, untuk menekan harga pokok penjualan, VOKS telah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi. Di tahun depan, Voksel berencana memproduksi bahan baku tembaga.     (Kontan-4)

PLN Tidak akan Kembangkan PLTN
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan tidak akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Menurut Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, pihaknya akan lebih fokus mengembangkan pembangkit non-nuklir.
“PLN akan fokus pada non-PLTN karena ada badan usaha khusus yang menangani PLTN,” ujarnya.
Selain itu, Pengamat Kelistrikan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumewa, menilai Indonesia saat ini belum siap menggunakan energi nuklir. Dia meminta pemerintah untuk mengkaji serius rencana penggunaan energi nuklir.  (KT-B2)