Sunday, October 21, 2012

Info Kilas ESDM, 18 Oktober 2012



TAMBANG
2013, Titan Mining Bidik Produksi 5 Juta Ton Batu Bara
PT Titan Mining menargetkan produksi batu bara pada tahun depan akan mencapai 5 juta ton. Pada tahun ini, produksi Titan masih sekitar 2 juta ton yang berasal dari tiga izin usaha pertambangan (IUP) batu bara.
Menurtu Chief Executive Officer Titan Mining, Irfan Setiaputra, saat ini perseroan memiliki lahan konsesi tambang batu bara di Jambi, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.
“Kami memiliki batu bara berkalori rendah, khusus untuk PLTU,” ujarnya.
Irfan mengungkapkan, saat ini perusahan sudah mengantongi kontrak pembelian dengan PT PLN (Persero) untuk jangka waktu selama 20 tahun. Kewajiban Titan tersebut saat ini yaitu memasok batu bara untuk PLN sebanyak 1 juta ton per tahun, dan sisanya akan diekspor ke India.        (Kontan-14)

ABM Investasi US$ 150 Juta Kembangkan Tambang Batu Bara
Melalui anak usaha dari PT ABM Investama Tbk yaitu PT Reswara Minergi Hartama sedang mencari sumber pendanaan untuk pengembangan tambang batu bara. Pendanaannya senilai US$ 150 juta.
Menurut Direktur Utama ABM Investama Achmad Ananda Djajanegara, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan tambang batu bara anak usahnya yang lain di Aceh, yakni PT Media Jaya Bersama.
“Kami siapkan dana US$ 100 juta-US$ 150 juta untuk pengembangan tambang batu bara PT Media Jaya Aceh. Pendanaan diharapkan pada November 2012,” katanya.
Achmad menjelaskan, sebanyak 70% pendanaan diperoleh dari perbankan asing dan lokal. Sisanya sebesar 30% berasal dari ekuitas perusahaan.      (BI-m3)

Warga Pulau Belitung Tolak Penambangan Timah Lepas Pantai     
Penambangan timah lepas pantai yang berlokasi di Provinsi Bangka Belitung, akhirnya menimbulkan gejolak penolakan dari masyarakat setempat. Penolakan tersebut dilakukan oleh sekitar 10.000 warga Pulau Belitung yang melakukan unjuk rasa di Kantor Bupati Belitung, Tanjung Pandan.
Dengan terjadinya gejolak penolakan tambang oleh warga setempat, akhirnya Pemerintah Kabupaten Belitung menerbitkan surat jaminan pencabutan izin eksplorasi serta tambang timah laut.
Sekretaris daerah Kabupaten Belitung, Abdul Fatah, akhirnya menandatangai surat untuk mencabut izin eksplorasi tambang timah lepas pantai PT Bumi Hero Perkasa yang berlaku sejak tahun 2009. surat itu juga berisi komitmen Pemerintah Kabupaten Belitung untuk tidak lagi memberikan izin penambangan timah lepas pantai ke depannya.   (Kompas-21)


MIGAS
BP Migas: Periode 2012 Produksi Minyak Berkurang 52 Ribu Barel Per Hari
Selama periode tahun 2012 ini, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mencatat produksi minyak rata-rata telah berkurang sekitar 52 ribu barel per hari.
Menurut Kepala BP Migas, R. Priyono, pemicu dari penurunan produksi minyak masih disebabkan oleh masalah yang klasik.
“Penurunan produksi ini masih karena masalah-masalah klasik,” ujarnya.
Priyono menjelaskan, hingga bulan Oktober ini, tingkat penurunan produksi minyak sebesar 3,6%. Tanpa melakukan apa, pada akhir tahun produksi minyak Cuma 660 ribu barel per hari. Tapi, karena dilakukan pengembangan, pengeboran, dan kerja ulang sumur, jadi ada tambahan.     (KT-B4)

Hiswana Migas Tolak Penyaluran BBM Bersubsidi oleh Perusahaan Asing
Rencana pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk membuka oasar penyaluran BBM bersubsidi kepada perusahaan swasta asing di wilayah Jawa-Bali akhirnya rencana itu ditolak dengan keras oleh Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas).
Menurut Ketua II DPP Hiswana Migas, Mochamad Ismed, BBM bersubsidi selayaknya hanya dikelola oleh BUMN dalam negeri karena mengandung subsidi yang berasal dari uang negara.
“Masak barang bersubsidi kita berikan ke asing. Apalagi yang akan diberikan adalah distribusi di daerah Jawa dan Bali yang jelas-jelas menguntungkan. Kita tetap menolak dengan tegas upaya membuka pasar BBM bersubsidi untuk asing di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.     (ID-9)
Pemerintah Tawarkan 23 Blok Migas kepada Rusia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM menawarkan sejumlah 23 blok baru minyak dan gas bumi (BP Migas) kepada investor Rusia.
Menurut Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dwi Adi Nugroho, pihaknya berharap investor Rusia mau menggarap blok migas yang ditawarkan oleh pemerintah.
“Penawaran tersebut dilakukan dalam Russian Oil & Gas Conference and Exhibition di Moskow, 16-18 Oktober 2012,” ujarnya.
Dwi Adi mengungkapkan, pemerintah Indonesia akan menampilkan blok migas baru yang rencananya akan ditawarkan melalui lelang tahap II tahun 2012 dengan periode Oktober 2012-Februari 2013. “Blok-blok yang ditawarkan memiliki terms & conditions yang cukup menarik dengan skema production sharing contract (PSC),” tuturnya.   (ID-9)

BP Migas Jamin Domestik Dapat Jatah 10 Juta Ton LNG dari Blok Tangguh  
Akhirnya ada kabar gembira bagi kalangan industri pengguna gas di Tanah Air. Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menjamin ada tambahan pasokan gas alam (gas pipa) dari Lapangan Tangguh Train-3 yang dikelola oleh British Petroleum Berau Ltd.
Menurut Deputi Pengendalian Operasi BP Migas, Gde Pradnyana, BP Migas telah mengirimkan surat permohonan jaminan pasokan tersebut ke Kementerian ESDM. Jumlah tambahan pasokan gas yang akan disalurkan ke domestik yang lumayan besar, mencapai 200 mmscfd atau sekitar 1 juta ton per tahun.
“Kami akan memperjuangkan gas dari Tangguh Train-3 itu masuk ke pasar domestik,” tuturnya.
Gde Pradnyana menjelaskan, jaminan pasokan gas untuk kebutuhan domestik itu nantinya akan menjadi syarat bagi BP Berau sebelum BP Migas menyetujui rencana pengembangan lanjutan atau plan of further development (POFD) untuk lapangan gas Tangguh Train-3 di Teluk Bintuni di Papua Barat.   (Kontan-14)

BP Migas: Produksi Minyak Hanya Capai 870 Ribu BPH     
Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memperkirakan produksi minyak bumi dan kondensat pada 2012 hanya mencapai 870.000 barel per hari (bph). Sedangkan produksi gas pada tahun yang sama diperkirakan mencapai 8.412 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Menurut Kepala BP Migas, R.Priyono, produksi minyak 2012 turun 3,6% dibandingkan produksi pada 2011 yang mencapai 902.000 barel per hari.
“Realisasi produksi minyak sampai 11 Oktober 2012 mencapai 867.080 barel per hari dan kami perkirakan sampai akhir tahun 870.000 barel per hari,” ujarnya.
Priyono menjelaskan, angka produksi 870 ribu bph tercapai setelah dilakukan kegiatan optimalisasi. Jika tanpa optimalisasi, produksi 2012 diperkirakan hanya menyentuh angka 757.000 bph. Penurunan produksi sebesar 3,6% dipicu oleh 15 penyebab.  (ID-9)

Pasokan CNG Hambat Penerapan BBG untuk Kendaraan   
Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan tidak efektifnya penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor berbasis gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG).
Menurut Anggota DEN, Herman Agustiawan, ketiga hal tersebut adalah pasokan CNG yang tidak stabil, infrastruktur pendukung yang masih minim dan harga CNG yangg kurang ekonomis dibanding BBM.
“Tiga alasan itu membuat pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar kendaraan bermotor tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Herman menjelaskan, dari ketiga hal tersebut, harga masih menjadi faktor utama gagalnya implementasi CNG untuk kebutuhan transportasi di Indonesia.    (ID-9)

Distribusi BBM Picu Lonjakan Laba AKR    
Rencana pemerintah pada tahun depan yang akan menaikkan volume distribusi bahan bakar minyak (BBM) melalui perusahaan swasta berpotensi menaikkan target laba PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Diperkirakan Laba bersih per saham (EPS) AKRA akan tumbuh 40% atau lebih tinggi dari proyeksi semula yang hanya sekitar 30%.
Menurut Analis CLSA Securities Indonesia, Jayden Vantarakis, bisnis penjualan dan pendistribusian BBM AKR akan bertumbuh pesat pada tahun 2013 nanti, setelah pemerintah menaikkan secara signifikan volume pendistribusian BBm bersubsidi melalui perusahaan swasta.
“Kami memperkirakan peningkatan alokasi penyaluran BBM bersubsidi tersebut berpotensi menaikkan estimasi pertumbuhan EPS AKR tahun depan dari 30% menjadi 40%,” ujarnya.    (ID-15)
Terkait Kasus Chevron, BP Migas Khawatir Produksi akan Terganggu  
Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan akan terus mengawal penanganan kasus hukum bioremediasi di PT Chevron Pacific Indonesia di Kejaksaan Agung hingga tuntas. Pasalnya, BP Migas khawatir, penahanan sejumlah karyawan Chevron bisa memicu mosi tidak percaya para karyawan yang dapat berdampak pada penurunan kinerja perusahaan.
Menurut Kepala BP Migas, R. Priyono, meskipun belum sempat meluas, penangkapan tersebut mulau membuat khawatir sebagian karyawan Chevron.
“Karyawan mulai meragukan jaminan keamanan dari perusahaan. Kalau situasi itu semakin panas, dan semua karyawan Chevron mogok, produksi minyak sebesar 350.000-an barel per hari akan hilang,” katanya.
Karena itu, BP Migas saat ini tengah berupaya mendiskusikan kasus tersebut dengan jaksa untuk menjaga suasana agar tidak semakin memanas.   (Kontan-14)


ENERGI
Pajak Pengalihan Aset akan Mengganjal PJB Sarulla
Ternyata persoalan pajak pengalihat aset menghambat hingga telah menunda rencana penandatangan perjanjian jual beli listrik dan perjanjian jual beli uap antara pemeilik dan pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Menurut Direktur Medco Power, Fazil Erwin Alfitri, pihaknya berharap PJB Sarulla bisa terlaksana.
“Kami belum mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan,” katanya.
Fazil mengungkapkan, pihaknya telah meminta kepada Menteri Keuangan, untuk memperjelas soal pembayaran pajak pengalihan aset proyek dengan kapasitas 3x110 MW tersebut.    (Kontan-14)

PGE Berharap Temukan Cadangan Uap di Sungai Penuh  
Pada tahun 2013 nanti, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berharap akan bisa menemukan cadangan uap dari daerah eksplorasi Sungai Penuh (Jambi), Kotamobagu, (Sulawesi Selatan) dan Hululais (Bengkulu).
Menurut Presiden Direktur PGE, Slamet Riyadhi, saat ini PGE juga melakukan eksplorasi di berbagai daerah seperti di Ulubelu (Lampung), Lumut Balai (Sumatra Selatan), Karaha (Jawa Barat).
“Yang kemarin yang di Hululais baru ketemu satu sumur. Nanti kami akan mengembangkan lagi. Pada 2013 kami akan eksplorasi lagi,” ujarnya.
Slamet mengungkapkan, perseroan berharap tahun ini dan tahun depan cadangan bisa ditemukan, untuk di Sungai Penuh baru mulai dilakukan eksplorasi. Sementara itu, untuk daerah eksplorasi di Kotamobagu, pihaknya akan mengevaluasinya kembali. Pasalnya, pengeboran yang dilakukan tidak menemukan cadangan, dengan kata lain dua sumur yang di bor kosong. Saat ini pihaknya kembali mengevaluasi untuk mencari potensi daerahnya.    (BI-7)

12 Asosiasi Industri Menolak Kenaikan TDL   
Rencana pemerintah untuk menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL), akhirnya mengakibatkan penolakan dari berbagai pihak. Sebanyak 12 asosiasi industri yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Nasional menolak rencana penaikan TDL 15% yang akan dilakukan oleh pemerintah pada 1 januari 2013.
Menurut Ketua Asosiasi Pemilik Merek Lokal Indonesia (Amin), Putri K. Wardani, pihaknya menolak rencana penaikan TDL karena akan meningkatkan biaya produksi. Kebijakan itu juga dinilai melemahkan daya saing produk lokal terhadap produk impor.
Putri menambahkan, pemerintah harus bisa mengarahkan kebijakan itu kepada pemakai listrik tersebar, yaitu 40 juta pelanggan PLN kelompok 450 Kwh-900 Kwh. Apabila subsidi untuk kelompok pelanggan ini ingin dikurangi, TDL akan naik Rp 4.000-Rp 5.000 per bulannya.
Aksi penolakan itu disampaikan oleh Asosiasi Pemilik Merek Lokal Indonesia (Amin), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmi), Gabungan Elektronika (Gabel), Asosiasi Perstekstilan Indonesia (API), Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo), Asosiasi Industri Besi dan Baja (IISIA), Asosiasi Industri Sarung Tangan, Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP), Asosiasi Industri Kemasan, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), UKM-Apindo, serta Forum Industri Pengguna Gula (FIPG).   (BI-Industri)

PLN Hanya Peroleh 10 MMSCFD dari Lapangan Gajah Baru   
Perusahaan BUMN di sektor kelistrikan, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diperkirakan hanya akan memperoleh tambahan pasokan gas sebesar 10 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) dari pengalihan (swap) gas Lapangan Gajah Baru.
Menurut Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki, pengurangan pasokan ke PLN ini menyusul ketidakmampuan kapasitas meter milik PT PGN (Persero) mengikuti fluktuasi kebutuhan gas perseroan. Padahal, seharusnya PLN mendapat 40 mmscfd dari lapangan yang dioperasikan oleh Premiere Oil tersebut.
“Tetapi saya berapa pun yang dikasih tetap akan menerimanya,” ujarnya.
Suryadi menjelaskan, pasokan gas tersebut rencananya akan dialirkan ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi. Pembangkit ini membutuhkan pasokan gas sebesar 175 mmscfd. Sebelumnya PLTGU Muara Tawar telah mendapatkan pasokan gas dari PGN sebesar 100 mmscfd dan Lapangan Jambi Merang 45 mmscfd.
Pengalihan gas dari Lapangan Gajah Baru ini akan terhambat oleh minimnya kapasitas meter milik PGN di Muara Bekasi. Kapasitas meter di Muara Bekasi hanya sebesar 530 juta kaki kubik per hari. Kapasitas tersebut sudah dipakai untuk mengalirkan gas dari Lapangan Grissik yang sebesar 370-400 mmscfd dan Lapangan Jambi Merang sebesar 150 mmscfd. Apalagi kebutuhan gas PLN naik turun pada jam-jam tertentu.    (ID-9)

Pengembangan Bioetanol Masih Setengah Jalan   
Hingga saat ini peraturan pemerintah dan road map alias tahap produksi bahan bakar nabati masih dalam riset dan uji coba. Padahal, hal itu telah dicanangkan sejak tahun 2006 yang lalu.
Menurut Penasihat Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, Djatnika S Puradinata, pengembanagn ke tahap komersial terhambat karena tidak ada desakkan pemerintah kepada semua pemangku kepentingan, terutama industri, untuk menindaklanjuti.
Padahal, Djatnika menambahkan, berbagai keuntungan dapat diraih dalam penggunaan bahan bakar nabati, mulai dari menyerap tenaga kerja hingga mengurangi impor bahan bakar minyak.   (Kompas-13)

Iran Siap Bantu Bangun PLTN      
Negara Iran akan siap membatu pengambangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indoensia dalam skala kecil dan menengah, yang direncanakan akan dikembangkan di beberapa daerah wilayah Indonesia.
Menurut Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini, Iran berkomitmen memberi bantuan kapan saja jika Indonesia ingin mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir. Kebetulan pemerintah akan membangun PLNT di beberapa saerah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Belitung.
Rencana bantuan yang akan dilakukan oleh Iran tersebut terungkap dalam pembicaraan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi Pertama Forum Dialog Kerja Sama Asia (Asia Cooperation Dialogue/ACD) di Istana Al Bayan Kuwait.  (KT-B5)

PLN Bangun Pembangkit Surya 5 MW di Flores   
Rencananya perusahaan BUMN sektor kelistrikan, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan membangun pembangkit listrik solar power atau solar thermal berkapasitas 5 megawatt (MW) di Flores.
Menurut Direktur Konstruksi PLN, Nasri Sebayang, perseroan akan terus meningkatkan kapasitas berbahan energi terbarukan yang menggunakan energi matahari.
“Saat ini, kami sedang melakukan kajian untuk pembangunan pembangkit solar di Flores,” tuturnya.   (BI-7)