Wednesday, October 10, 2012

Info Kilas ESDM, 10 Oktober 2012


TAMBANG

Regulasi Minerba Tak Akan Berubah

Pemerintah Indonesia memastikan bahwa regulasi mengenai bahan mineral dan batu bara tidak akan berubah, meskipun pemerintah Jepang dan dunia usahanya masih berupaya agar peraturan tersebut dikaji ulang.

Menurut Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Jepang memang memahami posisi Indonesai yang melakukan pembatasan ekspor bahan mentah produk pertambangan, tetapi mereka belum bisa sepenuhnya menerima hal tersebut.

“Mereka [Jepang] bilang secera teknis waktu 3 tahun tidak cukup untuk menyiapkan smelter,” katanya.

Hidayat mengungkapkan, Jepang menginginkan pembicaraan lebih lanjut mengenai hal-hal teknis, terkait dengan kebijakan pemerintah yang membatasi ekspor bahan baku mineral.    (BI-7)

 

Pemerintah Mendesak Freeport untuk Segera Bayar Tunggakan Dividen Rp 350 Miliar

Pemerintah berharap agar PT Freeport segera membayar kekurangan pembayaran dividen yang sebesar Rp 350 miliar.

Menurut Menteri BUMN, Dahlan Iskan, setoran ini sudah ditargetkan dalam penerimaan negara. Pemerintah akan kesulitan apabila Freeport tak membayar tunggakan tersebut.

“Secara bisnis, saya bisa mememahami karena melihat produktivitas Freeport yang menurun,” tuturnya.   (KT-Bisnis)

 

Masa Menuntaskan Divestasi Newmont Tinggal 12 Hari

Penuntasan divestasi 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) tinggal 12 hari lagi, itu merupakan kesempatan emas untuk Pemerintah agar segera menuntaskannya. Di karenakan masa berlakunya perjanjian jual beli saham akan berlaku hingga tanggal 25 Oktober 2012 nanti.

Menurut Analis Keuangan dan Pendiri Katadata Lin Che Wei, jika masa berlaku SPA habis dan tidak ada perpanjangan lagi, peluang pemerintah untuk memperoleh saham Newmont tertutup. Peluang tersebut akan jatuh ke tangan pemerintah daerah yang menggandeng PT Multi Capital, anak usaha dari PT Bumi Resources Mineral Tbk.

“Sementara sejak ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mewajibkan pemerintah meminta izin DPR untuk membeli saham Newmont, belum ada usaha signifikan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan,” ujarnya.    (ID-9)

 

Produksi Freeport Merosot 30%  

Dirperkirakan pada tahun ini produksi PT Freeport Indonesia menurun sekitar 30%, produksi emas Freeport hanya mencapai 70%-80% dari rata-rata produksi normal tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Presiden Direktur Freeport Indonesia, Rozik Boediono Soetjipto, selama ini rata-rata produksi tembaga Freeport mencapai 900.000 ton per tahun. Berarti, proyeksi produksi Freeport di tahun ini berkisar antara 630.000 ton hingga 720.000 ton.

“Sekarang ini kami sedang masuk di cadangan yang kadarnya rendah. Jadi, kadar tembaga maupun emas realtif rendah dibanding yang biasa kami tambang sebelumnya,” ujarnya.

Rozik menjelaskan, saat ini proses penambangan tengah memasuki wilayah kerja yang relatif sulit. Rata-rata tingkat produktivitas bijih per hari mencapai 200.000 ton. Namun, tahun ini pihaknya memproyeksikan produksi bijih hanya mencapai 90% atau menjadi sebesar 180.000 ton per hari.  (Kontan-13)

 

G-Resources PHK-kan 900 Karyawannya  

Akibat adanya penolakan dari masyarakat setempat tentang rencana PT Agincourt Resources membangun pipa pembuangan limbah sisa hasil pengolahan emas ke Sungai Batangtoru, maka pihak dari G-Resources akhirnya merumahkan 900 karyawan dan kontraktor.

Menurut Presiden Direktur Agincourt Resources, Peter Albert, pihaknya terpaksa merumahkan 900 karyawannya.

“Sementara ini, kami masih mampu menyediakan gaji pokok, namun kami sungguh membutuhkan solusi nyata dalam beberapa hari ke depan agar kami bisa beroeprasi kembali,” tuturnya.

Peter mengungkapkan, tanpa penuntasan pemasangan pipa, tambang emas Martabe tidak dapat beroperasi. Penolakan pembangunan pipa tersebut oleh masyarakat setempat, dikarenakan Sungai Batangtoru merupakan sumber air bagi masyarakat sekitar.     (Kontan-14)

 

 

MIGAS

Pemerintah Alokasikan 40% Gas dari Train 3 untuk Domestik

Menteri ESDM, Jero Wacik mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan sekitar 40% gas dari Train 3 proyek perluasan Tangguh di Teluk Bentuni, Papua Barat untuk kepentingan domestik. Hal itu guna untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri yang terus meningkat.

“Pembangunan Train 3 sedang disiapkan. BP mau mencantumkan dalam kontrak baru bahwa 40 persen dari hasil gas untuk domestik,” katanya.   (Kompas-17)

 

Brunei Mengincar Proyek Migas di Indonesia

Saat ini negara Brunei Darussalam sedang mengincar proyek minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, Brunei siap menginvestasikan dananya dalam proyek migas.

“Tadi disampaikan jika Brunei ingin ikut terjun untuk investasi di Indonesia. Tetangga paling dekat kita beri juga kesempatan,” tuturnya.   (ID-9)

 

Pertagas Bangun Pipa Gas Transjava 700 Km

Rencananya PT Pertamina Gas (Pertagas) akan segera merealisasikan pembangunan jaringan pipa transmisi gas di Pulau Jawa (Transjava Pipeline) dari Gresik (Jawa Timur) hingga Cirebon (Jawa Barat) sepanjang 700 kilometer.

Menurut Direktur Utama Pertagas, Gunung Sardjono Hadi, besarnya investasi pembangunan pipa gas tersebut senilai lebih dari US$ 1 miliar.

“Transjava Pipeline sudah menjadi suatu keputusan pemerintah harus segera dibangun. Pertagas mem-follow-up penugasan itu dengan sesegera mungkin. Kita harapkan Tranjava bisa terselesaikan pada kuartal kedua atau ketiga 2014 untuk ruas Gresik-Semarang (Gresem) sepanjang 270 kilometer,” ujarnya.   (ID-9)

 

5 Perjanjian Jual Beli Gas Ditandatangani  

Sebanyak 5 perjanjian jual beli gas (PJBG) telah ditandatangani. Kontral jual beli gas untuk memenuhi kebutuhan domestik, khususnya kelistrikan, yang memberikan potensi bagi pendapatan negara pada periode kontrak US$ 192 juta.

Menurut Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R. Priyono, perjanjian jual beli gas itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Ini semua untuk kepentingan domestik,’ tuturnya.

Kontrak yang ditandatangani a.l. antara PT Pengembangan Investasi Riau dan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang. Rencananya pengaliran gas dimulai pada 1 November 2012 sebesar 7-16 miliar british thermal unit per hari (BBTuD) selama 7 tahun, dan diperkirakan pendapatan negara akan mencapai US$ 110 juta.   (BI-7)

 

BP Siap Train 8 untuk Kembangkan Kilang Tangguh Papua 

Menteri ESDM, Jero Wacik, mengatakan, produksi gas Blok Tangguh di Papua diperkirakan masih sangat cukup hingga 100 tahun ke depan. Dengan cadangan itu, BP Indonesia sudah siap dengan kilang liquefied natural gas (LNG) tangguh hingga train 8.

“BP Indonesia telah menyiapkan train tidak hanya train 3, tapi sampai train 4,5 hingga train 8, karena cadangan gas yang ada di Tangguh masih cukup hingga 100 tahun lagi,”  tuturnya.

Jero Wacik menegaskan, pihaknya akan memberi peluang bagi siapa pun untuk mengeksplorasi gas di daratan Papua, sehingga hasil pendapatan dari gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangunan di wilayah Indonesia Timur.     (ID-9)

 

Produksi Pertamina Bertambah 32.000 BPH  

PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan mendapat tambahan produksi minyak sebesar 32.000 barel per hari (bph) menyusul rencana akuisisi lima blok, di dalam dan di luar negeri, tahun ini.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, perseroan bertekad menggenjot produksi hingga mencapai 2,2 juta barel setara minyak per hari pada 2025. Peningkatan produksi dimaksudkan untuk menutup kebutuhan energi yang terus meningkat. Salah satu cara menambah produksi adalah mengakuisisi lapangan migas yang telah berproduksi di dalam dan luar negeri.

“Saat ini, Pertamina telah dan terus melakukan pembicaraan dengan para mitra dalam rangka merealisasikan target-target yang diharapkan dapat terwujud pada akhir tahun,” ujarnya.   (ID-9)

 

38 Perusahaan Berebut Proyek Tabung Gas  

Sebanyak 38 perusahaan tabung baja memperebutkan proyek pengadaan 3,2 juta tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram dari PT Pertamina, yang merupakan kelanjutan program konversi bahan bakar minyak.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Tabung Baja (AITB), setelah lebih dari 2 tahun tidak memproduksi tabung elpiji ukuran 3 kg, produsen baja kembali mendapatkan penawaran dari PT Pertamina.

“Yang 20% atau 800.000 tabung itu jatah BUMN, WIKA pemenangnya. Sedangkan sisanya 3,2 juta tabung dilepas ke swasta,” katanya.

Tjiptadi mengungkapkan, 38 produsen tabung baja telah mendaftar menjadi peserta lelang. Namun, Pertaina perlu melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk menyaring menjadi sekitar 10 peserta.   (BI-7)

 

ExxonMobil Terus Kembangkan Gas di Blok B  

ExxonMobil akhirnya kembali melihat potensi besar di Blok B dan North Sumatera Offshore yang berada di Aceh. Untuk itu ExxonMobil membatalkan niatnya untuk menjual kedua blok tersebut, dan akan kembali mengembangkan produksi di kedua blok itu.

Menurut Juru Bicara ExxonMobil Indonesia, Jeffrey Haribowo, keputusan itu karena Exxon melihat dari sisi potensi yang bisa dikembangkan dari kedua blok itu ke depan.

“Jadi alasan ini pula yang membuat kami tidak jadi menjual,” ujarnya.

Jeffery menjelaskan, potensi gas di kedua blok tersebut terhitung masih lumayan besar untuk besar untuk memasok kebutuhan gas di Tanah Air, Khususnya pasokan gas ke PT pupuk iskandar Muda (PIM). Saat ini produksi di kedua blok tersebut masing-masing sebesar 150 million metric standard cubic feet per day (msmcfd).  (Kontan-14)

Total Tandatangani Dua PSC Pada Dua Blok Migas  

Akhirnya Total E&P Indonesie menandatangani dua kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) pada dua wilayah kerja migas dengan pemerintah Indonesia yang diwakili Badan Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).

Kontrak bagi hasil pertama itu untuk melakukan eksplorasi di Blok Bengkulu I-Mentawai. Di Blok tersbeut, Total, melalui anak perusahaannya Total E&P Indonesia Mentawai B.V., memiliki 100% participating interest.

Menurut Presiden Direktur & General Manager Total E&P Indonesia, Elisabeth Proust, pihaknya bangga bisa mengelola blok Bengkulu I-Mentawai.

“Kami bangga Total mendapatkan blok eksplorasi ini dan menjadi pihak yang pertama memasuki cebakan geologi lepas pantai Sumatra bagian barat,” ujarnya.

Elisabeth mengungkapkan, Total E&P akan mempunyai kompetensi yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di kawasan tersebut. (Kontan-14)

 

Perlu Kolaborasi Negara-negara Pada Infrastruktur Gas Bumi  

Diharapkan gas alam bisa memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat di Asia Pasifik. Untuk itu, diperlukan kolaborasi di antara negara-negara di kawasan itu untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur dan inovasi pengelolaan kebijakan.

Menurut Chairman Steering Committee Gas Information Exchange in Western Pacific Area (Gasex) 2012, Hendi Prio Santoso, saat ini proyek gas dalam skala besar sudah dilaksanakan.

“Beberapa proyek pipa gas besar telah selesai dan proyek gas alam cair (LNG) dalam skala besar dilaksanakan, baik gas konvensional maunpun nonkonvensional,” ujarnya.

Hendi mengungkapkan, perkembangan pertumbuhan gas dan bauran energi akan berdampak positif terhadap keamanan energi, efek rumah kaca, serta polusi udara.   (Kompas-19)