Sunday, April 22, 2012

Info Kilas ESDM, 21 April 2012


TAMBANG

Menteri Perindustrian Nilai Jelang Pelarangan Ekspor Bahan Mentah 2014
Ada Gejala Eksploitasi Mineral Berlebihan

Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat menilai ada gejala
eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya mineral menjelang
pelarangan ekspor bahan mentah pada 2014. “Ada gejala habis-habisan
ekspor bahan baku,” katanya. Ia berharap gejala eksploitasi ini tidak
sampai merupakan bentuk antisipasi pelarangan ekspor bahan baku.

Kementerian ESDM sudah mengeluarkan peraturan tentang pelarangan bahan
tambang mentah ke luar negeri. Untuk mencegah ekspor besar-besaran
bahan tambang mentah, pemerintah akan segera menerapkan bea keluar
untuk tambang. Ini dilakukan agar pengusaha tidak mudah melakukan
eksploitasi. “Ide ini sudah disambut banyak pihak,” ujarnya. (KT-B4)


PT Timah Targetkan Produksi Capai 45.000 Ton

PT Timah (Persero) menargetkan produksi timah tahun ini mencapai
45.000 ton. Hal itu berarti ada kenaikan sekitar 20 persen
dibandingkan dengan realisasi produksi komoditas tambang itu pada
tahun sebelumnya.

“Kami menargetkan produksi timah tahun ini berkisar 43.000-45.000
ton,” kata Abrun Abubakar, Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan PT
Timah. Hal ini akan dilakukan seiring dengan membaiknya harga timah di
pasar internasional. (Kompas-19)


Modern Internasional akan bangun 3 Smelter  di Sulsel dan Jatim

PT Bumi Modern Sejahtera, anak usaha Modern Internasional, memang lagi
giat membangun smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian untuk
nikel. Bumi Modern berencana membangun tiga pabrik dengan kapasitas
masing-masing 110.000 ton nikel per tahun.

Presiden Direktur Modern Internasional, Sungkono Honoris mengatakan,
ketiga unit smelter tersebut, dua di antaranya sudah pasti akan
dibangun di Palopo, Sulawesi Selatan dan di Jawa Timur. Satu pabrik
lagi belum ditetapkan lokasinya, tetapi kemungkinan besar berada di
Jawa karena pasokan listrik di Jawa yang lebih memadai. “Total
investasinya US$ 360 juta,” ujarnya. (Kontan-14)


MIGAS

Pembatasan tak Dilakukan, Subsidi Energi Bakal tembus Rp 340 T

Anggaran subsidi energi bisa membengkak dikisaran Rp 340 triliun bila
pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak
dilaksanakan.

Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Perekonomian menjelaskan,
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012
total alokasi subsidi energi sebesar Rp 225 triliun, terdiri dari
subsidi BBM sebesar Rp 137 triliun, subsidi listrik sebesar Rp 65
triliun, dan cadangan risiko energi sebesar Rp 23 triliun. Anggaran
subsidi ini ditetapkan dengan asumsi aka nada kenaikan harga BBM
sebesar Rp 1.500 per liter.  (Kontan-2)


Instansi Pemerintah Ditargetkan Hemat BBM 20%

Semua instansi pemerintah harus bisa berkontribusi menurunkan volume
penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi minimal 20 persen. Target
penghematan itu bagian dari program pengendalian BBM bersubsidi yang
akan ditetapkan pemerintah pada 24 April 2012.

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, salah satu cara
penghematan BBM bersubsidi yang bisa dilakukan instansi pemerintah
adalah berangkat ke kantor bersama-sama. Ini sudah dilakukan
Pemerintah Provinsi Bali. Kendaraan dinas tidak bergerak
sendiri-sendiri sehingga dapat menekan konsumsi BBM. (Kompas-17)


Pertamina akan Terbitkan Global Bond Hingga US$ 2 M

PT Pertamina (Persero) berencana menggenjot penerbitan surat utang
berdenominasi dolar AS hingga di atas US$ 2 miliar pada tahun ini dari
rencana awal US$ 1,5 miliar.

Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Pandu Djajanto
mengatakan rencana tersebut sudah dilaporkan kepada Kementerian BUMN.
Dia mengatakan seluruh dana obligasi global itu akan digunakan untuk
investasi bisnis hulu dna hilir perseroan. (BI-5/ID-3)


Energi Mega Persada Dapat Restu Garap Blok Tonga  di Sumut

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akhirnya mendapat persetujuan dari
pemerintah tanggal 10 April 2012 untuk mengembangkan Blok Tonga PSC.
Perseroan mendapatkan hak partisipasi 53,44% untuk pengembangan blok
tersebut.

Manajemen ENRG menyebutkan, Blok Tonga PSC terletak di Suamtera Utara
dan saat ini dioperasikan oleh anak usaha ENRG, PT Mosesa Petroleum.
Tonga PSC diharapkan dapat memulai produksi minyak pada semester
pertama 2012, dengan rata-rata produksi 1.200 barel per hari di tahun
ini.

Lapangan Tonga mempunyai cadangan tersertifikasi sebesar 7 juta barel
dan jumlah Prospek sumber Daya (P50 atau Best Estimate) dari lapangan
lain sebesar 31,2 juta barel. (Kontan-5/ID-13)


ENERGI

Pembangkit Listrik di Jawa Bebas BBM 2012

Semua pembangkit listrik di Jawa ditargetkan tidak lagi dioperasikan
dengan memakai bahan bakar minyak mulai pertengahan tahun 2012. hal
ini akan dicapai melalui pengoperasian terminal terapung penerima gas
teluk Jakarta, akhir Mei nanti.

“Tahun ini, kami berusaha agar pembangkit di Jawa tidak lagi memakai
BBM (bahan bakar minyak) mulai pertengahan tahun ini,” kata Direktur
Jenderal Kelistrikan Kementerian ESDM. (Kompas-17)


PLN Impor Listrik 50 MW dari Malaysia

PT PLN berencana mengimpor listrik dari Sarawak, Malaysia. Hal itu
dilakukan untuk memperkuat sistem kelistrikan di dalam negeri dan
mengurangi beban pemakaian bahan bakar minyak untuk pembangkit
listrik.

Menurut Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, PT PLN akan mengimpor
listrik dari Malaysia dengan kapasitas daya 50 megawatt tahun 2014.
impor listrik itu diluar beban puncak untuk Kalimantan yang sebesar
230 megawatt. Negosiasi impor listrik itu ditargetkan tuntas tahun ini
karena butuh waktu dua tahun untuk membangun transmisinya.
(Kompas-18/Kontan-14)


Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin 50 MW akan Dibangun di Bantul Yogyakarta

Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berkapasitas 50 megawatt akan
dibangun di Pantai Samas, Dusun Patehan, Kecamatan Sanden, Kabupaten
Bantul, daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek senilai 150 juta dollar AS
itu meliputi pembangunan 33 turbin angin dan direncanakan selsai dalam
waktu 15 bulan.

Terkait hal itu, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi pada Kementerian ESDM serta UPC Asia Wind Limited
menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengembangkan  PLTB di
Indonesia. Penandatangan disaksikan Direktur Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi Kardaya Warnika. (Kompas-18/ID-7)


PLN Jual Listrik dengan Harga Premium. Konsumen adalah smelter

Kewajiban pengolahan dan pemurnian komoditas tambang mineral di dalam
negeri mendatangkan peluang bisnis bagi PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Kewajiban yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Mineral dan Batubara ini mendongkrak permintaan listrik
premium ke perusahaan setrum Negara itu.

Maret lalu, misalnya, PLN telah meneken nota kesepahaman jual listrik
premium sebesar 70 MW untuk pabrik pengolahan nikel milik PT Bosowa
Metal Industri di Kabupaten Jeneponton, Sulawesi Selatan. Kemarin,
gilirian PT Bumi Modern Sejahtera yang mendapat pasokan listrik
sebesar 300 MW dari PLN.  (Kontan-14)


PLN Ekspor Listrik 600 MW ke Malaysia 2017

PT PLN (Persero) akan mengekspor listrik sebesar 600 MW dari Sumatera
ke Semenanjung Malaysia pada 2017.

Ekspor listrik ini dimungkinkan setelah keluarnya Peraturan Pemerintah
Nomor 42 tahun 2012 tentang Jual Beli Listrik Lintas Negara.

“Ini salah satu prospek kita, yaitu daripada jual gas dan batubara,
kita jual listrik saja. Sehingga, gas dan batubara bisa kita pakai
sendiri,” kata Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman.
(ID-7)


LINGKUNGAN

Sejumlah LSM Ajukan Draf Pengelolaan Merkuri  ke KLH

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mengajukan draf pengelolaan
merkuri dari sisi lingkungan, khususnya pada pertambangan kecil,
termasuk pertambangan rakyat, serta sisi kesehatan. Merkuri banyak
digunakan sebagai pemisah logam mulai dan dalam berbagai alat
kesehatan.

Draf garapan Balifokus, Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan
Indonesia (ICEL), dan sejumlah LSM lain. Disampaikan kepada Deputi
Bahan Beracun Berbahaya (B3), Limbah B3 dan Sampah Kementerian
Lingkungan Hidup. Draf itu diharapkan menjadi bagi masukan Indonesia
pada konvensi pembatasan penggunaan merkurium thaun 2013. (Kompas-13)